AMANAHSULTRA.COM : KENDARI-Program studi Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan alam (FMIPA) Universitas Halu Oleo (UHO), telah memenuhi kuota pendaftaran jalur Seleksi Bersama Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) 2019.
“Yang terjaring seleksi nasional itu sudah diumumkan. Jadi dari 30 orang yang lolos, yang mendaftarkan ulang hanya 24 orang. Kemudian untuk yang Seleksi bersama itu baru diumumkan kemarin. Kuota telah terpenuhi, namun kami belum tahu apakah yang telah lulus itu akan mendaftar ulang. Untuk SM belum ada pengumuman,” jelas ketua jurusan Kimia FMIPA UHO, La Ode Ahmad, Selasa(16/7/2019).
La Ode Ahmad menuturkan, setiap tahun, rektor UHO meminta setiap program studi di seluruh UHO, mengklasifikasikan kuota penerimaan berdasarkan pembagian persentase alur pendaftaran.
“Dan tahun ini kita diminta 100 orang kuota dengan perbandingan 30 persen untuk Seleksi Nasional (SN) atau bebas tes, 40 persen Seleksi Bersama (SB) dan 30 persen untuk Seleksi Mandiri (SM),”terangnya.

Ahmad menambahkan, program studi yang dipimpinnya selama dua tahun belakangan ini tak pernah sepi peminat. Hal itu menurut Ahmad, dilatarbelakangi upaya sosialisasi dan edukasi terhadap Calon Mahasiswa tentang penerapan studi ilmu kimia yang tak melulu diaplikasikan di area laboratorium saja.
“Kimia sendiri menyelenggarakan kegiatan seperti Competition of Chemistry (COMIC) untuk lomba anak SMA se-Sultra yang terdiri dari 7 sub lomba antara lain: karya tulis ilmiah, essai, rangking 1, cepat tepat kimia, kompetisi teori kimia, fotografi dan poster ilmiah, dan untuk mahasiswa se-Indonesia ada kompetisi INJECTION lomba karya tulis ilmiah tingkat nasional yang juga merupakan promosi potensial , karena calon mahasiswa bisa melihat langsung prestasi Prodi Kimia disitu. Tentu didukung dengan kegiatan-kegiatan kemasyarakatan yang dilaksanakan para dosen Kimia,”urainya.
Keunggulan civitas akademika UHO, khususnya Prodi Kimia FMIPA, tak berhenti sampai disitu saja. Pihak Universitas dapat memperpendek lama studi tanpa ikut memangkas kualitasnya, dengan melibatkan mahasiswa dalam agenda riset maupun penelitian ilmiah.
“Mahasiswa akan terbantu baik dari segi biaya, perizinan, administrasi, sehingga masa studi bisa dipangkas hingga 4 tahun,”jelas La Ode Ahmad.
Laporan: Wildayati
Editor: Ernilam