AMANAHSULTRA.ID : KONAWE – Kobaran sengketa lahan di Desa Tawamelewe, Kecamatan Uepai, Kabupaten Konawe, memaksa aparat kepolisian bertindak cepat.
Polres Konawe menggelar patroli gabungan besar-besaran pada Selasa (6/5/2025) untuk mendinginkan tensi konflik yang melibatkan warga Trans Bali dan kelompok yang dikomandoi Eprit.
Dipimpin langsung oleh Kapolres Konawe, AKBP Noer Alam, S.I.K., tim gabungan dari Operasi Pekat Anoa 2025 bergerak taktis dari Mapolres usai apel pagi.
Tepat satu jam kemudian, rombongan tiba di lokasi yang membara dan langsung menerapkan strategi pendekatan humanis kepada kedua kubu yang berseteru.
“Kehadiran kami di sini adalah untuk memastikan situasi tetap kondusif dan mencegah adanya tindakan main hakim sendiri,” tegas AKBP Noer Alam di tengah riuhnya potensi konflik.
Pihaknya mengimbau dengan persuasif agar semua pihak mampu menahan diri dari provokasi dan menjaga ketertiban umum.
Namun, di tengah upaya meredam ketegangan, kejutan terjadi. Tim Satreskrim Polres Konawe bergerak cepat dan berhasil mencokok seorang pria bernama Germawan, yang tak lain adalah kakak dari Eprit, tokoh sentral dari kelompok pengklaim lahan.
Germawan diamankan terkait dugaan kuat kasus penganiayaan yang terjadi pada November tahun lalu, berdasarkan Laporan Polisi Nomor: LP/B/79/II/2024/SPKT/Polres Konawe.
Penangkapan berlangsung relatif mulus meski sempat diwarnai keberatan dari pihak keluarga.
Sementara itu, kelompok pengklaim lahan tetap bersikukuh bahwa tanah yang menjadi sumber konflik adalah warisan leluhur yang sah.
Mereka berharap agar pemerintah Kabupaten Konawe dan pihak-pihak terkait dapat memfasilitasi mediasi terbuka demi mencapai solusi damai yang berkeadilan.
“Kami mendambakan penyelesaian yang adil dan tidak ada pihak yang dirugikan,” ujar salah seorang perwakilan kelompok dengan nada penuh harap.
Patroli gabungan yang berlangsung hingga pukul 13.20 WITA itu ditutup dengan situasi yang dilaporkan aman dan terkendali. Kapolres Konawe sekali lagi menegaskan komitmen institusinya untuk menegakkan hukum tanpa mengesampingkan pendekatan dialogis yang humanis.
“Penegakan hukum akan terus berjalan sesuai prosedur, namun kami akan mengedepankan cara-cara yang humanis. Kami ingin seluruh masyarakat merasa aman dan terlindungi,” pungkas AKBP Noer Alam.
Penulis : Falonk