AMANAHSULTRA.COM : KENDARI – Sulawesi Tenggara (Sultra) merupakan daerah yang sangat digiurkan oleh para investor dan pejabat elit di indonesia maupun mancanegara.
Hal itu disebabkan karena kandungan sumber daya alam Nickel yang melimpah, hampir semua ada di 17 Kabupaten/kota, di Provinsi Sultra.
Bahkan salah satu perusahaan asing pun mengembangkan sayap bisnisnya dengan membangun pabrik Semelter di Kecamatan Morosi, Kabupaten Konawe, Sultra. Dia adalah Virtu Dragon Nickel Industry (VDNi), perusahaan asal negeri Tiongkok (China).
Meski begitu, marakanya kasus penyebaran virus corona, yang terjadi di Kota Wuhan China yang menelan korban hingga ribuan orang. Membuat karyawan lokal dan masyarakat di sekitar pabrik perusahaan itu (VDNi) pun merasa was-was.
Sebab, perusahaan asal negeri tirai bambu itu, juga mendatangkan Tenaga Kerja Asing (TKA) asal negaranya sendiri.
Menyoal hal itu, baru-baru ini Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Sulawesi Tenggara bersama pihak terkait, menggelar Rapat Pimpinan Daerah (Rapimda) untuk membahas upaya antisipasi dan pencegahan masuknya virus corona di wilayah Sultra.
Rapat tersebut digelar di lantai II, Sekretariat DPRD Provinsi Sultra, Selasa (28/1/2020).

Dalam ertemuan tersebut, menghasilkan rekomendasi moratorium atau penghentian masuknya TKA dan Masuknya Warga Negara Asing di Sulawesi Tenggara.
“Hasil rapat tadi, kami akan rekomendasi moratorium TKA dan WNA, dan segera kami serahkan ke Gubernur Sulawesi Tenggara, untuk diteruskan ke Presiden Jokowi, “ungkap Wakil Ketua DPRD Sultra, Muhammad Endang, Selasa (28/1/2020).

Olehnya itu, Politisi partai Demokrat ini meminta pihak terkait untuk bersama-sama melakukan pengawasan terhadap tenaga kerja asing.
“Kami mendesak pemerintah pusat dan daerah, segera menghentikan masuknya kapal asing di wilayah indonesia, khsusnya di sulawesi tenggara, “tegas Endang.
Laporan : Ifal Chandra