AMANAHSULTRA.COM : JAKARTA – Intensitas aksi Tindak Pidana Terorisme(Tipiteror) di Indonesia pada tahun 2019 kian menurun jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.
Hal ini dikatakan oleh Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri) Jenderal Idham Aziz saat mengikuti rapat bersama Komisi III DPR di Kompleks MPR-DPR RI Jakarta, Rabu (20/11/2019).
“Aksi terorisme tahun ini menurun 57 persen dibanding 2018 dengan 19 kejadian, “ungkapnya
Selain itu kata Idham, pihak kepolisian berhasil menangkap 267 pelaku tindak pidana terorisme sepanjang 2019.
Dari jumlah itu, sebanyak 2 pelaku sudah divonis, 42 orang dalam proses persidangan, 220 dalam proses penyidikan dan 3 orang pelaku meninggal dunia.
Bahkan Idham menyebut, sepanjang periode Juli hingga November 2019 ini, hanya ada dua aksi teror besar di Indonesia.
“Peristiwa itu di antaranya penyerangan terhadap mantan Menteri Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto di Alun-alun Menes, Pandeglang, Banten dan aksi teror di Mapolrestabes Medan beberapa waktu lalu, “ucap Kapolri
Kemudian berdasarkan hasil penyelidikan Polri, para pelaku penyerangan Wiranto merupakan jaringan dari Jamaah Ansor Daulah (JAD) yang berafiliasi dengan ISIS.
“Pelaku penyerangan Pak Wiranto terpapar radikalisme melalui media sosial, sehingga menyerang pemerintah sebagai thogut. Dan untuk aksi teror di Mapolrestabes Medan, Polri berhasil menangkap 74 orang jaringan teror di 10 wilayah, “jelas Idham
Untuk diketahui pada tahun 2018 lalu, penangkapan terkait tindak pidana terorisme meningkat 113 persen dibanding 2017. Di saat yang sama, aparat yang gugur dan terluka terkait terorisme meningkat 72 persen.
Pelaku yang ditangkap juga meningkat drastis mencapai 113 persen, yakni tahun ini ada sebanyak 396 pelaku dan tahun lalu yang ditangkap 176 pelaku.
Namun, dari 396 pelaku yang ditangkap, baru 12 pelaku teror yang sudah mendapat vonis. Sisanya, yakni 204 orang, masih dalam proses penyidikan, dan 141 pelaku sudah dalam proses sidang.
Laporan : Ifal Chandra