AMANAHSULTRA.COM : KONAWE – Di Indonesia, pelayanan pendidikan khususnya untuk daerah-daerah terpencil masih minim. Berbagai masalah yang menghambat proses pendidikan disuatu daerah masih sering terjadi.
Bahkan sering kali kita melihat pembangunan gedung-gedung sekolah megah diperkotaan dan fasilitas yang memadai. Namun hal itu berbanding terbalik ketika kita melihat keadaan didaerah pelosok.
Salah satunya di Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra). Sarana dan prasarana serta peralatan-peralatan sekolah yang kurang menunjang menjadi salah satu hambatan utama dalam proses belajar mengajar pada pendidikan di daerah terpencil.
Tak terkecuali Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) Satu atap 1 Kapioala yang terletak dikecamatan Kapioala, Kabupaten Konawe, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra).
Dari hasil monitoring Tim AmanahSultra.com, SMPN tesebut telah berdiri sejak tahun 2008 lalu. Meski begitu rupanya masih sangat jauh dari yang diharapkan.Pasalnya, ruang sekolah yang dipakai dalam proses belajar mengajar masih menyatu dengan ruangan para guru.
Bahkan jumlah murid yang aktif hanya berjumlah 42 orang, dan untuk tenaga pengajarnya hanya 10 orang, diantaranya 6 orang Pegawai Negeri Sipil (PNS), sedangkan Pegawai Tidak Tetap (PTT) berjumlah 4 orang.
Muchtar selaku Kepala sekolah SMP Satuatap 1 Kapioala ini mengatakan bahwa, ruang mengajar SMP tersebut masih satu dengan ruangan guru.
” iya, kita punya rauangan sekolah ini, darurat saja, karna tempat belajarnya itu, dipakai juga jadi ruang guru,” ungkap Muchtar kepada AmanahSultra.com, Senin (29/7/2019).
Lebih lanjut Muchtar mengatakan, pihaknya sangat mengharapkan kepada Pemerintah agar dapat memberikan sarana, bantuan kepada sekolah yang dinahkodainya itu.
“Harapan kami, kiranya pemerintah dapat memberikan bantuan, karna ruangan sekolah kami ini bisa dikatakan darurat, ” bebernya
Sementara itu, Abdul salah satu orang tua siswa di SMPN itu mengaku bahwa sebagai orang tua, dirinya ikut prihatin dengan keterbatasan sekolah itu. Menurut dia Pemerintah seharusnya lebih tanggap terhadap sekolah-sekolah yang masih serba keterbatasan.
” Kalau saya pribadi ikut prihatin juga, apalagi anak saya sekolah juga disitu sekarang sudah kelas 2. Tapi kita lihat masih banyak yang kurang,disana tidak seperti sekolah-sekolah di kota pada umumnya, sehingga saya juga harap pemerintah bisa lebih memperhatikan sekolah-sekolah yang ada di pedesaan, “ucapnya
Hal serupa juga dikatakan Hasna. Orang tua siswa kelas 3 SMPN 1 Satap Ini, ” Yah mau diapa hanya ini sekolah yang dekat dengan rumah, biasa juga kasian anak saya mengeluh karena disekolahnya ini masih banyak yang tidak ada, komputernya juga tidak ada. Padahal itu harusnya ada untuk menunjang kegiatan belajar siswa. Kalau untuk sekolah dan guru-gurunya menurut saya sangat ramah dan baik. Tentunya juga pemerintah kalau bisa bantu sekolah ini, “ucapnya
Untuk diketahui sekolah yang berdiri sejak 11 tahun lalu ini masih bergabung dengan sekolah lainnya yakni SD Negeri 1 Satap Kapoiala.
Laporan : Yusuf/Ocha
Editor : Ifal Chandra