AMANAHSULTRA.COM : JAKARTA – Ditengah panasnya pemberitaan virus Corona (Covid-19) di Indonesia, beredar luas dimedia sosial bahwa rempah-rempah asli Indonesia seperti kunyit, jahe, kayu manis, lengkuas, dan sebagainya dapat menjadi antibodi untuk penangkal dan penyebaran infeksi virus Corona.
Kali ini seorang Dosen sekaligus Peneliti dari Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FTUI) Muhamad Sahlan, mengklaim telah mengembangkan senyawa propolis asli Indonesia yang dihasilkan oleh lebah Tetragonula biroi aff, sebagai alternatif pengobatan dan pencegahan penyebaran virus Corona.
Propolis yang dimaksud merupakan suatu senyawa yang terkandung di dalam madu murni (madu hutan), yang terbukti memiliki komponen penghambat alami untuk menghasilkan obat dengan efek negatif minimal terhadap tubuh manusia.
Saat ditemui oleh tim Amanahsultra.Com, pria dengan gelar Dr. Eng. Muhamad Sahlan, S.Si, M. Eng tersebut menjelaskan bahwa, komposisi propolis disetiap daerah tidak selalu sama, bahkan di negara lain dapat sengat berbeda.
Hal ini dikarenakan propolis memiliki karakteristik yang berbeda tergantung pada sumber tanaman, lebah dan lokasinya.
“Untuk propolin ini kita dapat dari Sulawesi saat melakukan penelitian dengan tim dari Jepang 2019 lalu. Itu didapat dari jenis lebah yang tidak bersengat (Tetragonula biroi aff) yang memanen madu dari getah pohon Nyamplung,” kata Sahlan, Jumat (06/03/2020).
Dari propolin ini terdapat 9 senyawa berbeda, namun hanya 3 yang memilik nilai tinggi yaitu senyawa Sulawesins A -7.9, Sulawesins B -7.6 dan deoxypodophyllotoxin -7.5.
Sedangkan di China, Prof. Yang dari Shanghai Tech University berhasil memetakan struktur protein virus Corona dan juga mengembangkan senyawa N3 yang memiliki nilai -8.
Sahlan menjelaskan bahwa nilai senyawa dari propolin Indonesia tersebut mendekati nilai senyawa N3. Yang artinya propolin dapat digunakan sebagai alternatif obat untuk Covid-19.
“Jadi, semakin negatif nilai yang dimiliki menunjukkan semakin besar kemampuan senyawa menempel pada virus Covid-19. Hal ini membuat virus tidak dapat menempel pada sel hidup manusia untuk kemudian berkembang biak,” jelasnya.
“Yang menarik bagi saya, propolis yang saya teliti ini memiliki sifat menghambat proses menempelnya virus terhadap sel manusia yang mirip dengan senyawa N3,” lanjut Sahlan.
Saat ini penelitiannya akan maju ke tahap klinis. Sahlan menuturkan, timnya akan bekerja sama dengan Fakultas Kedokteran UI untuk pengujian terhadap hewan dan negara lain, yang sudah dapat mengembangkan virus Corona.
“Nanti kita akan lakukan uji klinis, kita akan kerja sama dengan Fakultas Kedokteran UI dan Australia yang saat ini sudah mengembangkan virus Corona,” tuturnya.
“Tentu saja penelitian ini belum masuk kedalam tahapan klinis karena Indonesia sendiri baru mengumumkan pasien positif Corona. Selain itu jujur sebenernya kami masih belum meliliki patner dan kekurangan dan untuk pengembangan anti virus ini” tutup Sahlan.
Laporan : Fandi
Editor : Aryani fitriana