AMANAHSULTRA.ID : KOLAKA – Perusahaan tambang yang memiliki Izin Usaha Pertambangan (IUP) yakni PT Akar Mas Internasional (AMI) rupanya menuai polemik.
Bagaimana tidak, didalam IUP PT AMI yang berada Watuliandu, Kecamatan Latambaga, Kabupaten Kolaka ini diduga tengah digarap oleh oknum penambang ilegal.
Parahnya lagi perusahaan tersebut (PT AMI) sama sekali belum mengantongi Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB).
Usut punya usut, pihak PT AMI justru terkesan melakukan pembiaran atas aktivitas ilegal mining yang terjadi di wilayah IUPnya.

Kabarnya pembiaran yang dilakukan PT AMI upaya mereka untuk turut menikmati hasil pengerukan ore nikel ilegal tersebut atau sebutan bagi-bagi royalti.
Berdasarkan sumber informasi terpercaya yang ditemui media ini mengungkapkan, dugaan aktivitas ilegal tersebut dilakukan seorang pengusaha berinisial WRD.
WRD merupakan seorang penambang dan salah satu pemilik kargo yang berada di IUP PT Akar Mas Internasional.
Lebih lanjut, sumber yang enggan disebutkan identitasnya itu mengatakan, kegiatan penambangan ilegal yang dilakukan WRD berlangsung pada malam hari.
Untuk memuluskan aktivitas ilegal tersebut, penjualan ore nikel ilegal itu dilakukan dengan menggunakan dokumen terbang dari Perusda Kolaka.

Dari hasil pemantauan di lokasi, WRD rupanya bekerjasama dengan oknum anggota Polda Sultra inisial ARS berpangkat Ipda, Direktur PT Akar Mas Internasional, RC, pemilik Jetty PT PMS, dan pemilik stock pile PT Akar Mas Internasional, l Hj UK.
“Wajar saja dugaan aktivitas ilegal tersebut berjalan mulus, karena adanya keterlibatan oknum-oknum tersebut, “jelas sumber ini
Bahkan dugaan keterlibatan oknum Polisi yang bertugas di Mapolda Sultra dikuatkan dengan dokumentasi yang menunjukkan Ipda ARS, bersama WRD sedang berada di lokasi WIUP PT AMI, termasuk barang bukti lainnya.
Adapun jumlah ore nikel yang akan dijual secara ilegal oleh WRD adalah kurang lebih sebanyak 10.000 MT.
Dimana pada saat ini mereka tinggal menunggu proses barging ke atas tongkang.
Sementara itu, WRD yang dikonfirmasi sejumlah awak media terkait dugaan pengerukan ore nikel tersebut tak memberikan tanggapan.
Penulis : Redaksi