AMANAHSULTRA.COM : JAKARTA – Tahun 2019 sebentar lagi akan berakhir dan langsung memasuki tahun 2020. Hal ini tentu bukan soal angka-angka, melainkan kemampuan dalam membuat prognosa tahun depan berdasarkan variabel-variabel saat ini.
Dimna ada variabel yang berkorelasi positif, berkorelasi negatif, maupun tidak berkorelasi.
Hal ini dijelaskan oleh Komisioner Kompolnas RI, Ir. Dede Farhan Aulawi melalui sambungan teleponnya, Minggu (21/12/2019).
Menurut Dede, Indonesia perlu mewaspadai kemungkinan terjadinya resesi ekonomi global, yang disebabkan oleh pertumbuhan ekonomi negara-negara maju semakin melesu. Bahkan diproyeksikan akan berada di bawah 2% pada 2020 mendatang.
“Kondisi ini berpotensi menjalar ke perekonomian Indonesia, mengingat pertumbuhan ekonomi Indonesia stagnan di kisaran 5%, “ujar Dede.
Selanjutnya, Dede juga menyampaikan terkait stabilitas Rupiah yang bertumpu pada derasnya aliran dana-dana jangka pendek (hot money), yang terjadi karena tingkat bunga di Indonesia masih lebih ‘menggiurkan’ bagi investor dibanding negara-negara lain.
“Namun, derasnya modal yang distimulasi oleh selisih suku bunga ini bisa tiba-tiba keluar yang membuat ekonomi Indonesia semakin rentan, “ucapnya
Disamping itu, hal yang terkait dengan penurunan suku bunga acuan, juga belum berpengaruh bagi peningkatan kredit produktif.
“Artinya masih banyak kredit konsumtif, “lanjut Dede
Hal itu pun berpengaruh dengan pertumbuhan kredit yang masih single digit. Sebab, LDR perbankan masih tinggi, sehingga bank sangat selektif dalam memberikan kredit.
“Lalu ada juga Hal-hal yang terkait dengan persaingan antara bank dan Fintech. Fintech lebih banyak menyajikan kemudahan sehingga potential market-nya bisa terus berkembang secara masif, dan tidak menutup kemungkinan adanya beberapa bank yang gulung tikar. Termasuk semakin berkembangnya penggunaan mata uang digital (crypto currency), “papar Dede.
Selain itu kata dia, jika melihat kapasitas fiskal pemerintah pun nampaknya semakin sempit. Hal ini terlihat dari proporsi belanja modal yang menunjukkan trend penurunan sejak 2016.
“Contohnya proporsi di 2019 turun menjadi 11,59% dibanding 2018 sebesar 14,02, “urainya
Dengan demikian bila melihat indikator atau variabel-variabel di atas, tambah Dede. Maka bisa saja terjadi resesi ekonomi global yang berdampak juga terhadap Indonesia.
Oleh karena itu, seluruh fungsi terkait harus bekerjasama untuk meminimalisir dampak tersebut, sehingga pengaruhnya tidak terlalu besar bagi Indonesia.
“Jika tidak diantisipasi dengan sungguh-sungguh tentu akan berimplikasi juga pada situasi keamanan nasional. Apalagi tahun depan juga ada banyak pilkada serentak di banyak daerah. Namun kita harus selalu optimis dengan perhitungan cermat dan kesiapsiagaan penuh, agar Polri bisa mengemban amanah negara di bidang keamanan dengan baik, lancar dan sukses, “tutup Dede.
Laporan : Ifal Chandra