AMANAHSULTRA.COM : KENDARI – Ibarat kebakaran Jenggot, kata ini mungkin layak disematkan terhadap salah satu perusahaan asing China yang berada di Kecamatan Morosi, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara (Sultra).
Virtu Dragon Nickel Industry (VDNi) rupanya cukup pandai mengalihkan masalah besar yang dibebannya.
Bahkan untuk menyembunyikan kewajiban yang harus dibayarkan ke PT. Konawe Putra Propertindo (KPP). VDNi muncul sebagai pahlawan kesiangan dengan maksud untuk menghalau massa dari PT. Andalniaga Boemih Energy (ABE) yang hendak melakukan aksi demonstrasi di kantor KPP di kawasan Industri Morosi pada beberapa waktu lalu.
Massa PT. ABE pun mundur dari niatan domonstrasi mereka. Sebab pada saat itu, kelompok bertopeng dengan membawa Senjata Tajam (Sajam) yang diduga ditunggangi VDNi, menyerang dan menghalang massa aksi dari PT. ABE.
Bahkan sebelumnya, kabar tentang persekutuan antara VDNi dan PT. KPP akhirnya terpecahkan saat Direktur Utama (Dirut) PT. ABE, H. Syamsu Alam, bertemu langsung dengan Dirut PT. KPP, Jhony M. Samosir dan Direktur PT KPP, Edi Wijaya.
Pertemuan itu dihadiri oleh Bupati Konawe, Kery Saiful Konggoasa, dan Kapolres Konawe, AKBP Susilo Setyawan, di kediaman Bupati Konawe, Sabtu (1/2/2020).
“Alhamdulillah akhirnya semua terjawab, saya sudah bertemu langsung dengan Dirut PT KPP baru, dan pihak PT. KPP juga mengakui hutang itu akan segera dibayarkan, tetapi tentunya kami meminta jaminan dari mereka, sebagai landasan kapan hutang itu dibayarkan, “ungkap Direktur PT. ABE, Syamsu Alam dalam konferensi persnya.
Kemudian, terkait dengan dugaan persekutuan VDNi dan PT. KPP, kata Syamsu, teryata selama ini pihaknya sudah salah paham.
“Karena selama ini kami berfirkir VDNi dan KPP saling bersekutu karena sudah dua kali kami ajukan permohonan pelunasan hutang itu, hingga kami pun menurunkan massa aksi tidak ada respon, “jelasnya
Dia menambahkan bahwa VDNi tidak ada sangkut pautnya dengan pihak PT. ABE. Akan tetapi saat hendak melakukan aksi demonstrasi kelompok bertopeng yang diduga suruhan VDNi malah menyerang massa PT. ABE dengan dibekali Senjata Tajam (Sajam).
“Nah anehnya kok VDNi yang kebakaran jenggot kenapa mereka menghalangi demo kami kemarin. Kami kan memiliki sangkut paut sama KPP bukan ke VDNi, ini kan aneh, “ucap H. Syamsu.
“Kemudian terkait kelompok bertopeng yang membawa sajam serta balok itu, sampai hari ini kami belum mendapatkan informasi apakah sudah ada yang ditahan oleh kepolisian atau tidak, padahal jelas anggota saya ada yang menjadi korban aksi pertama, kemarin juga ada lagi yang pecah kepala dan dadanya dibaloki serta diinjak, “tambah Dirut PT. ABE.
Meski demikian tidak menutup kemungkinan, pihaknya akan mengambil jalur hukum atas adanya korban luka terhadap anggotanya.
“Untuk sementara kita belum melaporkan tapi kita akan menuju kesitu, karena jujur kita sangat dirugikan, hak-hak karyawan dan BBM yang kami belum bayarkan ini yang kami pertaruhkan, dan ini soal harga diri, “ujar Syamsu.
Permasalahannya tak cukup sampai disitu. Baru-baru ini kata Syamsu, preman-preman termasuk karyawan VDNi dan kepolisian mengusir karyawan PT. ABE dari mess agar segera dikosongkan.
“Jadi judulnya mereka turunkan 1000 massa, mereka mengambil 100 massa di tiap-tiap desa. Mereka mendesak KPP untuk mengusir karyawan kami, bahkan anggota kami juga sudah mengetahui identitas polisi yang ikut mengusir karyawan kami, Nah dari sinilah juga sempat kami menilai bahwa ada persekutuan antara KPP dan VDNi tapi teryata tidak sama sekali, “paparnya
Untuk diketahui dalam pemberiataan sebelumnya permasalahan itu muncul saat PT. KPP menunggak hutang ke PT. ABE dengan nilai Rp14 Miliar. Meski begitu belum dibayarkannya hutang PT. KPP ke ABE disebabkan VDNi juga memiliki kewajiban pembayaran lahan milik PT. KPP yang belum dilunaskan.
Laporan : Ifal Chandra