AMAMAHSULTRA.COM : JAKARTA – Ada hal yang menarik ketika, Rusia menyampaikan rencana pengembangan model dan teknologi pesawat pembom (bomber) jarak jauh generasi keenam pada tahun 2040 nanti.
Hal itu dikatakan Pemerhati Teknologi Pertahanan Dede Farhan Aulawi, Jumat (27/12/2019).
Menurut Dede konsep teknologi penerbangan yang dikembangkan Rusia sudah sangat maju. Sehingga kata dia warga Indonesia tidak hanya cukup jika menganggumi teknologi milik negara luar tanpa mengembangkan Industri penerbangan sendiri.
“Persoalannya kita tidak cukup mengagumi teknologi orang lain, sementara kita abai dengan industri penerbangan milik sendiri. Realitas teknologi ketika konsep mulai dirancang, lalu diturunkan ke detail desain, dan sub-sub bagian, maka realisasinya bisa terwujud sekitar 20 tahun yang akan datang, “ungkapnya
“Jadi semacam long term Investment, dan tolok ukurnya tidak bisa dihitung dalam balance sheet tahun ini. Ini bukan Kebijakan Bisnis melainkan kebijakan strategis untuk masa depan bangsa dan negara, “tambah Dede.
Selain itu dijelaskannya juga bahwa, rencana pengembangan bomber generasi keenam tanpa awak ini, disampaikan oleh Kepala Penerbangan Jarak Jauh Rusia, Letnan Jenderal Sergey Kobylash.
Bahkan Rusia sudah mengembangkan Okhotnik-B, pesawat udara nirawak (UAV) atau drone tempur siluman yang amat dirahasikan.
“Okhotnik-B ini mampu membawa 2 ton bom penghancur. Disamping jenis pesawat, jenis senjatanya juga terus ditingkatkan. Lihat saja up grade sistem pesawat dan senjata yang dilakukan pada Tu-160, Tu-95MS dan Tu-22M3, “jelas Dede.
Selain itu kata dia, pesawat pembom itu juga bersifat subsonik, artinya dirancang mampu melakukan semua tugas yang dihadapi penerbangan jarak jauh.
“Coba perhatikan juga gagasan desain dari produsen pesawat Tupolev, dengan proyeknya yang disebut PAK-DA. Pesawat pembom ini didesain menggunakan teknologi siluman dan dapat dipersenjatai dengan rudal air-to-surface hipersonik. Dia memiliki jangkauan 12.500 km dan mampu membawa muatan hingga 30 ton, “papar Dede Farhan
Kemudian lanjutnya, jika merujuk pada berbagai pemutakhiran konsep, desain dan senjata pertahanan, maka kemampuan serangan udara akan menjadi kunci kemenangan.
Hal ini sebenarnya mengingatkan semua warga Indonesia bahwa aset bangsa yang sudah dirintis oleh almarhum BJ. Habibie harus dilanjutkan.
Sebab, Sang Maestro Pesawat terbang ini berhasil meletakkan fondasi awal penguasaan teknologi penerbangan. Selanjutnya tentu giliran generasi penerus untuk melanjutkan estafeta tanggungjawab masa depan bangsa.
“Marilah kita segera bangun dan bangkit untuk meneruskan perjuangan pak Habibie. Perkuat PT. DI (Dirgantara Indonesia) dengan kebijakan khusus yang berorientasi pada penguatan industri pertahanan dalam negeri. Jangan dibiarkan jalan sendiri, sebab ini adalah aset strategis bangsa, “pungkas pria sapaan Kang Dede ini.
Laporan : Ifal Chandra