• Redaksi
Sunday, October 1, 2023
  • Login
  • Headline
  • Politik
  • Kasus
  • Investigasi
  • Kesehatan
  • Metro
  • Ekobis
  • Olahraga
  • Nasional
  • Daerah
No Result
View All Result
Amanah Sultra
  • Headline
  • Politik
  • Kasus
  • Investigasi
  • Kesehatan
  • Metro
  • Ekobis
  • Olahraga
  • Nasional
  • Daerah
No Result
View All Result
Amanah Sultra
No Result
View All Result
Home Metro

Dede Farhan Aulawi, Tantangan dan Peluang Ternak Sapi Perah

admin by admin
in Metro
0
Dede Farhan Aulawi, Tantangan dan Peluang Ternak Sapi Perah

Pemerhati Peternak Sapi, Dede Farhan Aulawi (FOTO: Istimewa)

Bagikan di FacebookBagikan di Whatsapp

 

AMANAHSULTRA.COM : KENDARI – Jika pada permulaannya orang beternak untuk penggemukan agar bisa diambil dagingnya saja, maka saat ini perspektif ekonominya tidak sekedar itu, sehingga lahir peluang dengan berkembangnya peminatan dari ternak sapi perah untuk diambil manfaat ekonominya berupa susu.

“Spesies Bos Taurus ini memiliki kemampuan menghasilkan susu dalam jumlah besar. Prospek bisnisnya juga sangat menarik karena peningkatan permintaan pasar yang sangat tinggi,” ungkapnya

“Namun sentuhan teknologi dan profesionalitas dalam tata kelola ternak masih harus ditingkatkan, sehingga produktivitas peternak harapannya bisa semakin meningkat,” demikian diungkapkan oleh Pemerhati Peternak Sapi, Dede Farhan Aulawi.

Hal ini disampaikan oleh Dede saat meninjau salah satu sentra peternak sapi perah di kawasan Guranteng-Ciawi, Tasikmalaya, pada Jumat (14/02/2020).

Saat ini memang terlihat adanya peningkatan populasi sapi perah sampai sekitar 8.832 ekor melalui skema importasi dengan realisasi investasi secara kumulatif mencapai nilai US$62,15 juta yang berasal investor Elemen Livestock, Greenfields Indonesia, dan Raffles Pasific Harvest.

Lanjut, kata Dede, ada hal yang menarik jika merujuk pada data Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA), yang mencatat bahwa konsumsi susu Indonesia mencapai 3,91 juta ton setiap tahunnya dengan 56 persen konsumsi dalam bentuk susu segar, susu ultra high temperature (UHT), susu fermentasi, susu kental, dan krim.

“Hal tersebut tentu menjadi tantangan sekaligus peluang bagi para peternak Indonesia. Namun yang ingin saya garis bawahi adalah peternak Indonesia harus ditingkatkan kesejahteraannya. Kenapa ? karena saat ini jauh lebih banyak “Buruh Ternak”, sehingga mereka belum tersentuh banyak dalam konteks peningkatan kesejahteraannya,” paparnya.

Seharusnya ada road map bagi mereka yang saat ini sebagai buruh ternak, maka suatu saat mereka harus jadi peternak atas sapi – sapinya sendiri, sehingga masa depan mereka lebih terjamin dan lebih sejahtera,” tegas Dede.

Masih banyak hal yang perlu disosialisasikan kepada masyarakat ternak sapi Indonesia, misalnya terkait manajemen kandang, pakan, dan pencatatan perkembangan sapi yang menjadi bagian dari ilmu administrasi peternakan.

Termasuk perbaikan pola beternak, serta tata kelola pakan seperti menanam jagung dan rumput gajah. Jika keinginan beternak tersebut dipoles dengan pengetahuan dan keterampilan ternak yang baik, maka pasti kesejahteraan peternak akan semankin meningkat.

Sebagai bahan perbandingan lihat saja data jumlah kepemilikan sapi oleh peternak di beberapa negara. Di Selandia Baru setiap peternak rata-rata memiliki 375 ekor sapi.

Di Australia sekitar 220 ekor per peternak. Di Inggris peternak rata-rata memiliki 100 ekor. Sementara di Indonesia rata – rata setiap peternak memiliki 4 ekor sapi saja.

Secara umum sapi dapat hidup hingga usia 20 tahun, tetapi sapi yang dibesarkan untuk diperah jarang sekali dipertahankan hingga usia tersebut karena ketika sapi perah tidak produktif, umumnya akan disembelih.

Sapi perah yang sudah tua rentan terhadap penyakit seperti mastitis yang dapat memengaruhi kualitas susu yang dihasilkan. Di India dan Nepal, sapi perah yang tidak produktif dapat terlihat berkeliaran di jalanan kota dan dibiarkan begitu saja sampai meninggal karena sakit atau usia lanjut.

Beberapa organisasi Hindu membangun rumah singgah khusus sapi yang disebut dengan Goshala untuk tempat peristirahatan terakhir.

“Di samping hasil produk berupa susu atau daging, sebenarnya bisa dikemas juga dalam paket wisata edukasi ternak. Prinsipnya rekreatif, edukatif, produktif dan prospektif. Kemasan kreatifnya tentu bisa didesain dengan melakukan kerjasama yang lebih luas,” Dede menambahkan

“Tapi tentu teknik dan manajemen kemasan menjadi sangat penting agar memiliki daya pikat kunjungan wisata,” pungkas Dede.

Laporan : Oca

Editor : Aryani fitriana

 

Previous Post

Besok, 12 Jenazah Korban Heli M17 di Oksibil Dipulangkan

Next Post

Gelar RUPS Tahun Buku 2019, Perusda Konsel Berhasil Tingkatkan Laba

Next Post
Gelar RUPS Tahun Buku 2019, Perusda Konsel Berhasil Tingkatkan Laba

Gelar RUPS Tahun Buku 2019, Perusda Konsel Berhasil Tingkatkan Laba

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *


[mc4wp_form id="274"]


Categories

  • Daerah
  • Ekobis
  • Entertaiment
  • Gaya Hidup
  • Headline
  • Hukrim
  • Internasional
  • Investigasi
  • kasus
  • Kesehatan
  • Kuliner
  • Metro
  • Nasional
  • Olahraga
  • opini&profile
  • Pariwisata
  • Parlemen
  • Pendidikan
  • Perlemen
  • Pertambangan
  • Politik
  • religi
  • Technology
  • Teknologi

Recent Posts

  • Tarik Ulur Investor di Pulau Mapara Labengki, Ulayat Rakyat Terancam Melarat
  • Aksi Liar Tambang PT SBP, Nambang Nikelnya di Kawasan Hutan Produksi Terbatas?
  • Anton Timbang Raih Penghargaan Sosok Peduli UMKM di ‘Sultra Awards 2023’
  • ‘Sultra Awards’, AJP Dinobatkan Sebagai Legislator Berdedikasi, Peduli dan Merakyat
  • Redaksi

© 2023 JNews - Premium WordPress news & magazine theme by Jegtheme.

No Result
View All Result
  • Headline
  • Politik
  • Kasus
  • Investigasi
  • Kesehatan
  • Metro
  • Ekobis
  • Olahraga
  • Nasional
  • Daerah

© 2023 JNews - Premium WordPress news & magazine theme by Jegtheme.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In