AMANAHSULTRA.ID : KENDARI – Vaksin Sinovac yang berasal dari perusahaan China yakni Sinovac Biotech, kini masih menjadi tanya bagi seluruh masyarakat Indonesia khusunya di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra).
Pasalnya, vaksin ini sama sekali belum teruji manfaatnya jika disuntikan ke tubuh manusia. Apalagi, kabar yang beredar di media sosial vaksin ini dapat menimbulkan efek buruk bagi tubuh manusia.
Bahkan seperti berita sebelumnya, vaksin Sinovac yang di suplai PT. Bio Farma juga telah tiba di Sultra pada, Selasa (5/1/2021).
Sebanyak 20.400 dosis vaksin akan disebar di seluruh wilayah di Sulawesi Tenggara. Namun hal itu mendapat reaksi keras dari sejumlah element masyarakat di kota Kendari.
Kepada AmanahSultra.id, YS (42) Warga kelurahan Mandonga, Kecamatan Mandonga, Kota Kendari, rupanya menolak keras jika dirinya harus mendapat vaksin sinovac. Sebab, pekerja swasta ini mengatakan vaksin tersebut belum teruji khasiatnya.
“Sampai kiamat pun saya tidak akan mau divaksin. Kalau bisa para pejabat pemerintah dulu yang vaksin setelah itu kasih jangka sebulan, kita lihat efeknya kalau tidak ada apa-apa baru kami masyarakat. Karena jangan sampai kita ini jadi tumbal, “ucapnya, Jumat (8/1/2021)
Hal senanda juga dikatakan oleh, AR (32) warga kelurahan Bende, Kecamatan Kadia, Kota Kendari.
Saat ditanyakan apakah dirinya mau untuk divaksin, AR yang berprofesi sebagai Ojek Online (Ojol) ini tidak menginginkan vaksin sinovac disuntikan ke tubuhnya.
“Kalau saya pasti tidak mau, untuk apa juga disuntik begitu kita ini tidak tau apa yang ada didalamnya, apa betul itu vaksin untuk cegah virus corona atau vaksin untuk buat kita ada penyakit. Janganlah kita jadi sasaran, menurut saya coba pejabat yang disuntik duluan, “ungkap AR
Tak hanya itu salah seorang ASN di Kota Kendari yang enggan disebutkan namanya, juga tak menginginkan Vaksin tersebut bersarang di tubuhnya.
Apalagi kata dia, vaksin anti biotik virus corona itu belum memberikan kabar baik terkait hasil dari pengujian dari Lab.
“Kan belum ada kabar apakah itu vaksin yang benar-benar bisa kebal dari virus corona atau tidak. Makanya saya tidak mau kalau divaksin. Tapi kan sudah ada juga berita saya baca pejabat yang mau divaksin. Tapi intinya biar mereka saja divaksin kita tidak mau ambil resiko, “jelasnya
Seperti dilansir dari media nasional bahwa, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) memastikan izin darurat penggunaan (EUA) vaksin Covid-19 asal perusahaan China, Sinovac akan diberikan sebelum target vaksinasi tahap awal pemerintah, yakni 13 Januari.
“Alhamdulillah kami bersyukur karena ada keyakinan yang semakin besar sampai dengan hari ini, sehingga masih bisa dipastikan [EUA] akan keluar sebelum tanggal 13 Januari, “kata Kepala BPOM Penny K. Lukito Jumat (8/1/2021)
Kendati demikian, ia memastikan pihaknya selalu transparan dan independen. Yang mana, target vaksinasi pemerintah itu tidak mengganggu kinerja proses BPOM dalam mengevaluasi hasil interim uji klinis tahap tiga.
“Jadi memang sudah direncanakan pemerintah untuk tanggal 13 Januari akan melakukan vaksinasi. Tapi itu bukan berarti mengikat BPOM bahwa harus tanggal sekian harus memberikan EUA. Tapi tentunya pemerintah sudah berkomunikasi dengan kami, “jelasnya
Menurut Penny, optimisme BPOM berangkat dari laporan interim bertahap dari Tim Riset Uji Klinis Vaksin Virus Corona dari FK Unpad menunjukkan hasil yang baik.
Bahkan pihaknya pun bakal menerima laporan interim terbaru dari PT Bio Farma (persero) sebagai sponsor dari tim riset uji klinis dari Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran (FK Unpad), pada minggu ini.
Dimana hasil penelitian tersebut berupa data keamanan subjek uji klinis yang diamati setelah dua kali kali penyuntikan; data imunogenisitas atau kemampuan vaksin membentuk antibodi; dan data efikasi vaksin atau kemampuan vaksin melindungi orang yang terpapar virus menjadi tidak sakit.
“Data hasil uji klinis untuk pengamatan interim 3 bulan akan diberikan hari ini. Kami akan terima dan secepatnya akan kami bahas bersama. Dan dalam waktu beberapa hari lagi akan segera final dan segera diumumkan EUA tersebut, “paparnya
Ia juga mengklaim standar yang dipakai BPOM dalam menetapkan EUA pun, tidak lari dari pakem yang sebelumnya telah ditetapkan juga oleh Badan Pengawas Makanan dan Obat Amerika Serikat (FDA) dan Agensi Obat Eropa (EMA).
BPOM juga, lanjut Penny, akan mempertimbangkan hasil efikasi dari uji klinis tahap tiga Sinovac di Turki dan Brazil.
Penulis : Falonk