AMANAHSULTRA.COM : KENDARI – Direktorat lalulintas (Ditlantas) Polda Sultra memaparkan beberapa pelanggaran keamanan yang di prediksi dapat terjadi dalam pelaksanaan berlangsungnya Operasi Patuh Anoa 2019.
Direktur Lalu Lintas (Dirlantas) Polda Sultra, Kombes Pol Wisnu Putra, mengatakan pelaksanaan operasi patuh anoa tidak luput dari berbagai ancaman yang terjadi seperti halnya munculnya protes/perdebatan oleh masyarakat saat berlangsungnya penindakan pelanggaran lalulintas.
“Ada beberapa ancaman yakni adanya oknum TNI yang menjadi becking masyarakat, penyalahgunaan wewenang petugas, terjadinya kecelakaan lalulintas saat kegiatan penindakan, arogansi oknum aparat saat melaksanakan tugas dan lain sebagainya, “paparnya, Jumat (23/08/2019).
Selain itu, akan marak terjadi berupa ancaman postingan ujaran kebencian terhadap anggota Polri di media sosial selama melaksansakaan tugas operasi.
“Penghinaan dan atau penganiayaan terhadap personil Polri yang melaksanakan penindakan pelanggaran lalulintas bahkan sampai hilangnya barang bukti atau surat berkendara hasil Penindakan, “ujarnya
Dimana faktor yang mempengaruhi pelanggaran dan kecelakaan lalulintas di dikarenakan oleh faktor manusia sebagai pemakai jalan, faktor lingkungan atau kondisi jalan dan kondisi kendaraan yang tidak standar.
Lebih lanjut Wisnu menerangkan bahwa, selama priode bulan Juni hingga Juli 2019, Dirlantas Polda Sultra sudah mencatat sebanyak 431 laporan keclakaan lalulintas, dari sepuluh kabupaten dan kota sesultra, diantaranya Kota Kendari 105, Kolaka 81, Bau-bau 35, Muna 36, Konawe 82, Konsel 46, Kolut 10, Bombana 12, Buton 14, Wakatobi 10.
“Ada 27 orang mengalami luka berat, 486 orang luka ringan dan 118 orang meninggal dunia dalam Lakalantas periode Juni hingga Juli 2019, ” tambahnya
Laporan : Aryani Fitriana
Editor : Ifal Chandra