AMANAHSULTRA.ID : KENDARI – Persoalan di perusahaan Tambang PT. Tiran Mineral pada beberapa waktu lalu sempat menjadi perhatian publik masyarakat bumi anoa dan saat ini masih teringat jelas.
Pasalnya perusahaan yang beroperasi di Kecamatan Landawe dan Oheo, Kabupaten Konawe Utara itu menuai konflik dengan masyarakat sekitar.
Usut punya usut, massa yang tergabung dalam Forum Komunikasi Gerakan Pemuda Landawe (FK-Gepmal) menyoroti perusahaan PT. Tiran Mineral lantaran kewajiban perusahaan tak kunjung membayarkan kepada mereka.
Alhasil, massa demonstran dibawah kordinator Mustaman berhasil menduduki perusahaan PT. Tiran Mineral selama dua hari yakni pada Kamis 22 April dan Jumat 23 April 2021 lalu.
Ada tiga point tuntutan FK-Gepmal terhadap perusahaan diantaranya tali asih perusahaan, kompensasi dan tanggung jawab sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR).
“Disini telah disepakati, jika perbulannya perusahaan akan membayarkan Rp45 juta, untuk kemudian dibagikan ke masyarakat sekitar perusahaan. Jadi tali asih ini setiap bulan dari hasil pemuatan ore nikel, akan disetor ke pemerintah desa, lalu dibagikan ke masyarakat,” jelasnya, Sabtu (24/4/2021) siang.
Meski begitu, mereka tak memaksa perusahaan untuk menunaikan kewajiban mereka secara keseluruhan. Namun mereka hanya meminta dari dua poin tuntutan yakni tali asih dan kompensasi.

“Kalau CSR kan, dia berbicara keuntungan. Pasalnya, sejak rencana bulan mulai berlaku kesepakatan itu, sampai saat ini belum mendapat sama sekali. Jadi tiga permintaan itu belum terealisasi, “beber Mustaman
Namun sayang akibat demonstrasi ini, fasilitas perusahaan yang merupakan jembatan penghubung jalan produksi PT Tiran Mineral juga jadi sasaran massa. Dimana, jembatan tersebut dibakar.
Hal yang mengejutkan justru terlihat dalam video yang beredar disejumlah media sosial, bentrok yang terjadi di PT. Tiran Mineral itu memperlihatkan sikap brutal dari aparat kepolisian yang sedang menyeret salah satu massa pendemo.
Atas peristiwa itu,sorotan dan kecaman pun berdatangan. Lembaga-lembaga aktivis pun ikut prihatin terhadap sikap aparat kepolisian terhadap massa aksi.
Kemudian berdasarakan informasi yang dihimpun media ini, beberapa lembaga aktivis telah membuat beberapa pamflet dan bakal melakukan aksi demonstrasi di Polda Sultra dan Mabes Polri.
Belum lama peristiwa ini terjadi, hal membingungkan datang dari Korlap FK-Gepmal, Mustaman. Sorotan yang sempat digaungkan olehnya kini menciut. Permintaan maaf olehnya pun dilontarkan dibeberapa media.
Dalam video berudasi 42 Detik itu Mustaman menghaturkan permintaan maaf kepada perusahaan PT. Tiran atas aksi demosntrasi yang telah mereka lakukan.

“Memohon maaf kepada perusahaan PT. Tiran atas tindakan kami massa demonstrasi, “ucapnya
Selain itu, Mustaman juga mengaku bahwa tidak ada tindakan kekerasan yang dilakukan terhadap massa aksi mereka.
“Kami juga menyatakan sikap tidak ada kekerasan yang dilakukan kepada kami, “bebernya
Lebih lanjut dia juga mengatakan bahwa atas petistiwa itu dia juga menekankan kepada pihak-pihak untuk tidak memanfaatkan atas kejadian tersebut.
“Dan kami juga menyatakan jangan ada pihak lain yang memanfaatkan kejadian ini untuk kepentingan dirinya dan kelompoknya, “tegas Mustaman
Meski demikian, hal tersebut mendapatkan sorotan pedas dari Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Sulkarnain.
Kepada Amanahsultra.id Sulkarnain mengatakan bahwa video tindakan kekerasan yang dilakukan aparat kepolisian terhadap masyarakat pendemo sangat jelas telihat anarkis.
“Kalau kami sebenarnya tindakan aparat begitu sudah tidak wajar. Ketika misalnya ada tindakan anarkis oleh masyarakat tentunya bisa dilakukan secara hukum bukan secara kekerasan. Dan yang terjadi di PT Tiran itu tidak ada tindakan anarkis dari masyarakat pendemo, tapi justru polisi yang arogan kepada pendemo, “beber Sulkarnain, Sabtu, (29/5/2021)

Selain itu pria sapaan Sul ini juga mengatakan bahwa pihak aparat kepolisian dan PT. Tiran telah melakukan pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM).
“Secera kelembagaan disini ada pelanggaran HAM, selain bicara institusi kami liat disini juga ada keteribatan Kabag obs maupun unsur pimpinan lain di Polres Konut dan di PT. tiran itu sendiri, “jelasnya
Sehingga atas peristiwa itu dia pun meminta kepada Polda Sultra maupun Polri untuk memberikan tindakan tegas terhadap aparat kepolisian yang melakukan tindakan anarkis terhadap pendemo di PT. Tiran Mineral.
“Ini harus ada tindakan konstitusional yang diambil baik dari Polda Sultra maupun dari Polri serta dari pemerintah baik pemda maupun pemrov. Nah untuk secara pemerintahan agar diberikan sanksi ke perusahaan tiran itu, “ucap Sul
Sementara itu ditanya soal video Korlap FK-Gepmal, Mustaman yang tiba-tiba meminta maaf dan mengklaim bahwa tidak ada tindakan kekerasan yang dilakukan aparat kepolisian terhadap rekannya, juga mendapat tanggapan dari ketua HMI Cabang Kendari ini.
“Artinya kalau misalkan ada pernyataan dari korlap itu sendiri, peryataan itu adalah bagian dari sikap dari korlap untuk mepresentasikan dirinya itu bahwa dirinya dilakukan intimidasi.
Bukan lagi intimidasi yang dilakukan waktu aksi disana sudah terjadi tindak kekerasan sudah masuk tindak pidana, “paparnya
Tak hanya itu Sul juga bilang, soal pernyataan Humas PT. Tiran Group, H. La PIli yang mengatakan bahwa permasalahan itu telah selesai dan berujung damai, bagi Sul hal itu menimbulkan banyak tanda tanya.
“Kalau humas itu menyatakan tidak ada persoalan lagi, Maka kita berbeda pernyataan. Mereka seperti itu karena benar adanya kesalahan dan kelalaian dari perusahan, “ungkapnya
Lebih lanjut Sul, “Kala kita bicara kelembagaan maka kita menilai bahwa ada upaya untuk mengehtikan dan untuk membungkam pergerakan preasure aktivis maupun pergerakan dimedia. Mungkin karena kekuatan uangnya Tiran ini, “tambah Sul
Siapa sosok penguasa pemilik PT. Tiran Group Ini?
Amran Sulaiman yang merupakan mantan Menteri Pertanian periode pertama kabinet presiden Jokowi rupanya pemilik dari PT. Tiran Group.
Amran Sulaiman yang merupakan kelahiran Sulawesi Selatan (Sulsel) juga merupakan lulusan S1, S2, S3 Pertanian Universitas Hasanuddin dan bekerja sebagai Pegawai PTPN XIV, Dosen Universitas Hasanuddin, Makassar, Direktur dan Founder di perusahaan ternama yakni PT. Tiran Group.
Ada 10 Perusahaan yang masuk dalam unit bisnis Tiran Group yakni :
1. PT Tiran Indonesia (tambang emas)
2. PT Tiran Sulawesi (perkebunan tebu dan sawit),
3. PT Tiran Makassar (distributor Unilever)
4. PT Tiran Bombana (emas, timah hitam)
5. PT Tiran Mineral (tambang nikel di Konawe Utara)
6. PT Amrul Nadin (SPBU percontohan Maros)
7. CV Empos Tiran (produsen rodentisida)
8. CV Profita Lestari (distributor pestisida)
9. CV Empos (distributor Semen Tonasa),
10. PT Bahteramas (pabrik gula di Konawe Selatan).
PT Tiran Group bekerjasama dengan perusahaan Timur Tengah akan membangun dua unit pabrik gula di Kabupaten Konawe Selatan, yang katanya untuk menjawab kekurangan kebutuhan gula khususnya di wilayah kawasan Indonesia Timur yang mencapai 240 ribu ton gula per tahun.
Tak hanya pabrik gula perusahaan itu juga dikabarkan bakal membangun smelter yang bergerak dibidang pengelolaan ore nikel di Kabupaten Konawe Utara.
Penulis : Tim Redaksi