AMANAHSULTRA.COM : JAKARTA – Pendiri aplikasi Telegram, Pavel Durov menyarakan agar pengguna Media Sosial (Medsos) melepas atau (Uninstall) aplikasi WhatsApp.
Hal itu diungkapkan Pavel melalui akun Telegramnya miliknya, Rabu (29/11/2019).
Saran itu dilontarkannya karena ia menganggap WhatsApp telah gagal melindungi penggunanya. Sebab aplikasi tersebut kerap dijebol oleh aplikasi jahat (Malware) seperti Trojan misalnya. Trojan ini digunakan untuk memata-matai isi ponsel pengguna.
“Anda harus menghapus WhatsApp dari ponsel, kecuali jika Anda tak keberatan ketika foto dan pesan yang Anda kirim terpapar ke publik suatu hari nanti, “tulis Durov pada channel Telegram miliknya dengan 335.000 pengikut.
“WhatsApp tidak hanya gagal melindungi pesan yang tertulis di WhatsApp Anda, tapi ia juga kerap disusupi trojan untuk memata-matai foto dan pesan non-WhatsApp, “tambahnya
Sebelumnya, WhatsApp juga dihantui oleh teror Malware Pegasus buatan perusahaan Israel yang diklaim sangat canggih.
Malware ini bisa mengintai semua kegiatan yang terjadi pada ponsel korban, termasuk membaca pesan, menyadap panggilan telepon, hingga video call.
Saat ini Telegram punya 200 juta pengguna aktif bulanan. Sementara WhatsApp punya 1,6 miliar pengguna aktif bulanan, seperti dikutip Forbes. Lantaran pengguna yang masih sedikit ini, bagi peretas Telegram tak menjadi ladang yang menarik seperti WhatApp.
Bahkan pekan ini WhatsApp mengimbau penggunanya untuk memperbarui aplikasi mereka. Imbauan ini dilontarkan setelah ditemukan aplikasi jahat yang kembali membobol layanan pesan instan itu.
Pekan ini, Facebook membuat pernyataan kalau WhatsApp memang bisa diretas menggunakan file video MP4.
Malware yang ditemukan seorang pengguna di India ini disebar lewat file video MP4. Jika korban membuka file itu, maka peretas bisa mengakses pesan yang ada di ponsel korban.
Dimana Facebook juga menyebut akan memperbaiki masalah tersebut pekan ini. Tapi perusahaan itu memperingatkan kalau bahaya ini masih mengintai pengguna dengan versi yang lebih lawas.
Untuk diketahui pada Mei lalu, Durov sempat menyebut kalau WhatsApp tak akan pernah menjadi platform yang aman.
Kemudian pada Maret 2019, Telegram menyebut aplikasi tersebut mendapat tambahan 3 juta pengguna dalam 24 jam. Tambahan pengguna ini terjadi setelah terjadi peretasan keamanan siber pada Facebook, Instagram, dan WhatsApp.
Laporan : Ifal Chandra