AMANAHSULTRA.COM : KONUT- Meski telah berupaya penuh untuk selalu memperhatikan kondisi masyarakatnya. Bupati Konawe Utara (Konut) Ruksamin, rupanya tak kuasa menahan amarah pasca salah seorang warganya datang menghalangi niat baiknya itu.
Padahal kehadiran Ruksamin di lokasi longsor ini tidak lain untuk membantu masyarakatnya. Dimana timbunan tanah longsor di bahu jalan transsulawesi Desa Sambandete, Kecamatan Oheo, Kabupaten Konut sejak senin (03/06/2019), membuat aktivitas kendaraan yang hendak melintas menjadi terhambat.
Usut punya usut, sebagian warga di wilayah itu rupanya menggunakan moment musibah ini untuk meraih keuntungan dengan cara yang salah.
Bayangkan saja untuk bisa melintasi jalan itu para pengendara harus merogoh kocek yang terbilang sangat tinggi. Mobil besar seperti truk bahkan bisa mencapai hingga Rp1 juta, mobil mini bus seperti Kendaraan kijang Innova dipatok seharga Rp500 ribu, sedangkan untuk pengendara motor dibebankan untuk membayar Rp50 hingga 100 ribu per motor.
Saat ke Lokasi Ruksamin ditemani Kepala BPBD Konut Rahmatullah dan Danramil Asera Hilman. Mereka juga menyusuri sepanjang jalan transsulawesi mulai dari jembatan Asera kecamatan Asera yang sempat terputus, hingga melewati daerah sambandeta kecamatan Oheo yang masih terendam air setinggi dua meter dengan menggunakan perahu milik Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Ditemui AmanahSultra.com, Kepala BPBD Konut Rahmatullah, memprediksi bahwa jalur tersebut sudah bisa dilalui sekitar empat hari lagi. Untuk mengantisipasi pengendara yang tidak mampu melintas. Pemda Konut sudah menyiapkan 5 unit katamaran milik BNPB untuk membantu warga melewati jalur itu.
Bahkan saat melewati jalur itu, Bupati Konut bersama rombongan harus menumpang salah satu mobil milik warga yang melintas menuju titik longsor yang berada di jalan Transsulawesi, di Desa Sambandete.
Setibanya di tempat longsor Ruksamin pun kaget melihat tumpukan kendaraan roda dua maupun roda empat, yamh masih mengantri untuk melintas. Parahnya lagi para pengendara harus membayar ketika melintasi jalan tersebut.
Melihat hal itu, Bupati Konut ini pun langsung membokar palang berbayar itu, dan meminta kepada Danramil untuk mengerahkan personelnya membongkar papan lintas tersebut. Tak cukup sampai disitu, ketua DPW PBB Sultra ini juga mengerahkan dua alat berat jenis loader untuk membersihkan tumpukan longsor.
Namun saat pembongkaran itulah terjadi adu mulut antara Ruksamin dan warga tersebut. Dimana saat itu salah seorang warga datang menghalang halanginya, dengan dalil di sebrang jalan tersebut tanah milik warga itu. Sehingga warga tersebut pun melarang untuk membuang tanah longsor di atas tanahnya.
Mendengar auman warga itu, Ruksamin pun spontan langsung naik pitam. Dirinya langsung meminta warga yang belakangan ini di ketahui merupakan warga dari Sulteng, agar menghitung harga tanah miliknya itu.
“Ini kan untuk kepentingan orang banyak, silakan hitung berapa harga tanahnya nanti saya bayar,”kesal Ruksamin
Tambahnya ” Ada sekitar 18 ribu jiwa di tiga kecamatan itu, yang harus kita suplay beras yang menghabiskan sekitar 8 hingga 12 ton. Dengan adanya palang palang berbayar ini akan menyulitkan warga untuk melintas bahkan Pemda juga. Kan kasian warga, sudah kena musibah di tambah lagi harus membayar ketika melintasi jalur ini, sehingga sengaja hari ini kami turun langsung guna memastikan tidak ada lagi pungli di jalan,”beber Bupati Konut.
Untuk diketahui usai memperbaiki jembatan tersebut dengan menggunakan jembatan Baley Pemda, Ruksamin beserta rombongannya langsung mengerahkan alat berat untuk membersihkan lumpur longsor di empat titik bahu jalan. Salah satu Desa yang paling terparah yakni Desa Sambandete.
Laporan : Ifin
Editor : Ifal Chandra