AMANAHSULTRA.COM : MALUKU – Gempa Mangnitudo berkekuatan 6,8 Skala Richter (SR) yang menggungang Provinsi Maluku, Kamis (26/09/2019) sekitar pukul 08 46 WIT, masih menyisakan isak tangis mendalam bagi para korban.
Bahkan kebutuhan logistik para pengungsi pasca gempa terjadi, masih cukup tinggi.
Tak hanya pemerintah saja yang ikut memberikan bantuan disana, berbagai element oraganisasi pun turut andil dalam giat Bakti Sosial (Baksos) di daerah yang berjuluk Kota Manise ini.
Dimana belum lama ini, organisasi Dewan Adat Nasional (DAN) serta Lembaga Negara Perintis Kemerdekaan Republik Indonesia (LN-PKRI), menyambangi para korban disana.
Dibawah kepeminpinan PYM. Prof.DR. H. E. Irwannur Latubual, MM.MH.PH.D ini, DAN serta LN-PNRI juga turut andil dalam menyalurkan bantuan logistik kepada para pengungsi korban gempa Maluku.
Kepada AmanahSultra.com, Irwannur Latubual mengatakan bahwa, dengan bantuan yang telah diberikan olehnya, bisa meringankan beban saudara-saudara yang menjadi korban banjir di Provinsi Maluku
“Semoga pemberian bantuan ini, dapat membantu kebutuhan para pengungsi dan semoga saja bencana Gempa Bumi di Ambon Maluku sebagai ujian Tuhan itu, cepat selesai, AMIN, “ucapnya, Selasa (15/10/2019).
Calon Menteri Sekretaris Negara (Mensegneg) ini menjelaskan bahwa, Bantuan logistik yang disalurkan olehnya yakni berupa Beras premium, gula pasir, mi instan, telur, dan lainnya.
“Kita juga ada Posko Peduli Gempa Maluku, dimana DAN serta LN-PKRI mendirikan posko di Lateri Kota Ambon, itu menjadi titik utama pendistribusian bantuan disitu khusus bahan pangan. Nah selain itu LN-PKRI serta DAN, juga membuka membuka dapur umum disana, yang menyediakan makanan siap saji untuk para penggungsi setiap harinya, “beber Irwannur.
Lebih lanjut Irwannur menjelaskan, Bantuan untuk korban gempa Maluku, merupakan bentuk kepedulian sosial , dan ia juga mengimbau kepada masyarakat umum agar ikut memberikan bantuan, untuk meringankan saudara-saudara yang terdampak gempa bumi di Maluku.
“Dengan adanya bantuan dari seluruh elemen masyarakat, diharapkan dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari saudara-saudara kira disana. Dan kepada masyarakat yang terdampak gempa semoga diberikan kesabaran dan maluku cepat pulih kembali, “harapnya.
Menurut Wikipedia, Kota Ambon atau Ambong dalam bahasa setempat adalah Ibu Kota dan kota terbesar di Provinsi Maluku. Kota yang berdiri di selatan pulau Ambon ini berawal dari pendirian sebuah benteng yang senantiasa menjadi pusat pertumbuhan kota.
Bahkan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat pada 2016 l, sebanyak 71.105 jiwa warga di Ambon berisiko tinggi terhadap bencana gempa bumi. Porensi kerugian ekonomi dan fisik masing-masing diperkirakan mencapai Rp60 juta dan Rp6,09 triliun.
Untuk diketahui dalam Bulan Oktober 2019 ini, gempa bumi yang mengguncang kota Ambon kini masih dirasakan warga.
Dimana Gempa bumi pertama dengan Magnitudo 3,7 SR terjadi, pada Senin(14/10/2019) pada pukul 10.29 WIT pada koordinat 3,61 Lintang Selatan (LS) dan 128,36 Bujur Timur (BT) pada kedalaman 10 Km.
Kemudian disusul pada gempa bumi tektonik kedua, terjadi pada pukul 10:29:50 WIT atau hanya selang 43 detik dari gempa pertama.
BMKG setempat merilis pusat gempa pertama berada di laut pada arah timur laut Pulau Ambon dengan kedalaman 10 kilo meter dan dirasakan dengan skala III MMI di Ambon dan Tulehu, dan skala II MMI di Kairatu (Pulau Seram).
Dalam rilis BMKG tersebut menyatakan lokasi gempa kedua berada pada koordinat 3,58 Lintang Selatan dan 128,35 Bujur Timur.
Laporan : Ifal Chandra