AMANAHSULTRA.COM : KENDARI – Kisruh soal beberapa perusahaan tambang di Kecamatan Morosi, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara (Sultra) yang belakangan ini terjadi, bakal menjadi cerita baru.
Rencananya Direktur Utama PT. Konawe Putra Propertindo (KPP), Drs. Jhony M. Samosir SH. MSC dan Direktur PT. KPP, Edy Wijaya dikabarkan bakal turun langsung ke daerah itu, Sabtu (1/1/2020).
Dimana, kehadiran kedua pimpinan perusahaan tersebut yakni untuk menindaklanjuti konflik yang sempat memanas.
Direktur PT. KPP, Edi Wijaya mengungkapkan, bahwa pihaknya perlu untuk turun langsung mengklarifikasi semua persoalan yang belakangan ini terjadi dan mewarnai pemberitaan disejumlah media, baik skala lokal maupun nasional.
“Kami akan memberikan klarifikasi terkait persoalan di kawasan industri tersebut, agar publik mengetahui kebenaran yang sesungguhnya, “ungkapnya, Jumat, (31/1/2020).
Selain itu ia juga mengaku, bahwa pihaknya memang memiliki sangkutan hutang piutang dengan PT. Andalniaga Boemih Energi (ABE). Meski begitu, belum terbayarnya hutang tersebut tentu ada hal yang mendasari.
“Memang ada (hutang). Tapi, itu ada penyebabnya kenapa belum dibayarkan, “ujar Edi.
Untuk diketahui sebelumnya, massa PT. ABE melakukan aksi demonstrasi di depan mess PT. KPP untuk menuntut pembayaran hutang piutang.
Namun aksi tersebut berujung ricuh, akibat massa aksi dihadang kelompok orang bertopeng dengan berbekal potongan balok dan senjata tajam (Sajam).
Pihak PT. ABE menduga kehadiran kelompok bertopeng tersebut diinisiasi oleh pihak PT. Virtue Dragon Nickel Industry (VDNi).
Laporan: Ifal Chandra