AMANAHSULTRA.COM : OPINI – Sebagian orang pasti menginginkan hidup dalam keluarga yang harmonis dan penuh canda tawa.
Namun keadaan itu justru tidak mampu dirasakan semua orang. Lika-liku hidup menjadikan manusia ciptaan tuhan terkadang hanya bisa mengikhlaskan keadaan.
Tak jarang pun, seseorang hanya bisa meneteskan air mata sembari memandang ke langit dan berkata,,Ya Tuhan inikah jalan hidupku???
Dan kini kutahu kecilku pun teryata hanya mendustakan keadaan dan itu semua skenario tuhan.
Singkat cerita, yang aku ketahui dulu bahwa keadaan di keluargaku baik-baik saja dan tidak ada masalah.
Hingga memasuki usia 9 tahun, akupun belum menyadari atas hal yang menimpa keluargaku. Aku hanya bermain sembari fokus bersekolah seperti anak-anak pada umumnya.
Tumbuh dan beranjak dewasa, senyumku pun perlahan lahan memudar. Ternyata apa yang ku rasakan dulu berbeda dengan yang sebenarnya.
Akupun seperti tertampar keras mengetahui apa yang sebenarnya terjadi pada Bunga dan Tongkat yang kini mencari jalan masing-masing. Aku pun termenung serta mataku pun berkaca-kaca. Dan seperti itulah yang menimpaku saat ini.
Dan hingga pada akhirnya waktu itu, aku pun harus terpisah jauh dengan Bunga yang selama ini menjagaku 9 bulan lamanya.
Padahal yang ku inginkan Bunga ini bisa kulihat ketika mata ini akan terpejam dan pada saat ku terbangun. Namun semua sia-sia, karena bunga kini berada di taman yang lainnya.
Saat ini yang ku punya hanyalah Tongkat yang selalu menopangku dan memeberiku semangat serta selalu menyadari bahwa harta tidak akan membahagiakan jika jauh dari Allah.
Senyum dimasa kecilku dulu, mungkin akan jadi cerita bohong ditelinga anak-anakku ketika besar nantinya.
Akhirnya aku tersadar, meski sekarang aku harus berjalan sendiri, aku yakin tuhan akan selalu bersamaku.
Bahkan bertahun-tahun, air mata ini selalu ku teteskan hanya untuk Bunga yang saat ini hidup dengan keceriaan canda tawa kebahagiaan.
Karena aku manusia biasa, aku pun terkadang iri. Namun tuhan kembali menyadarkanku bahwa tetaplah disini hiduplah dalam lika-likunya cobaanku, dan nanti pasti kamu akan temukan kebahagiaan sendiri dan untuk orang lain
Sabar, sabar, sabar, Ku hanya bisa bersabar, berusaha dan berdoa kelak nanti aku bisa membalas budi untuk Bunga, dan Tongkat yang menjagaku saat ini.
Walaupun tak bisa kupungkiri, air mata ini selalu menetes ketika mengingat Bunga yang kini makin berwarna cerah, dan sudah sudah lupa denganku, tapi biarlah, karena semyumku akan menutupi kesedihanku. Dan saat ini hanya Doalah yang bisa ku kirimkan untuk Bunga dan seisi tamannya.
Penulis : Sipo Loa