AMANAHSULTRA.COM : JAKARTA – Setiap manusia yang hidup akan selaluaa membutuhkan orang lain, sehingga terjadilah yang namanya interaksi sosial, interaksi ekonomi, interaksi budaya, dan lain-lain.
Konsekuensinya bisa terjadi hutang piutang satu dengan yang lainnya. Semua tentu normal saja, selama satu sama lain melaksanakan hak dan kewajibannya.
Satu hal yang sering terabaikan dalam konteks interaksi ekonomi adalah kewajiban membayar hutang pada orang yang memberikan piutang pada kita.
Bahkan ajaran agama menekankan kewajiban untuk membayar hutang, sebagai sesuatu yang wajib dilunasi oleh anggota keluarga jika yang bersangkutan meninggal dunia.
Satu kewajiban yang tidak disadari adalah hutang pada orang yang selama ini giat melakukan penghijauan. Setiap lahan selalu dimanfaatkan untuk menanam pohon dan tanaman.
Hal itu dipaparkan oleh Pemerhati Lingkungan Hidup, Dede Farhan Aulawi, Minggu (29/12/2019).
Kata Dede, dalam satu menit manusia menghirup udara sekitar 7-8 liter udara. Itu artinya jika dihitung dalam satu hari, maka kurang lebih seorang manusia membutuhkan udara sebanyak 11.000 liter.
“Dari 11.000 liter udara per hari yang kita hirup tersebut, 20%-nya merupakan Oksigen. Artinya, perhari seorang manusia membutuhkan 2.200 liter oksigen. Angka ini, jika dihitung berdasarkan harga oksigen yang beredar di pasaran, yakni Rp 25.000 per liter, artinya nilai oksigen yang dibutuhkan perharinya adalah Rp5.500.000, “ungkapnya
Bahkan Dede menambahkan, 80% dari kandungan udara merupakan zat Nitrogen. Artinya, seorang manusia per hari membubutkan sebanyak 8.700 liter Nitrogen.
Sementara harga Nitrogen di pasaran sekitar Rp 9.950,- per liter, artinya setara dengan Rp 86.465.500,-. Jadi total jumlah kebutuhan Oksigen dan Nitrogen per harinya sama dengan Rp 91.965.500,-. Sebuah jumlah yang tidak kecil.
“Kta tahu bahwa kebutuhan oksigen dipenuhi dari hasil fotosintesis hijau daun tanaman. Artinya setiap orang itu berkewajiban untuk menanam tanaman dalam rangka memenuhi kebutuhan oksigennya. Padahal kita juga tahu, tidak sedikit orang yang tidak peduli dengan tanaman dan hijau daun, “jelas Dede
“Lihat saja banyak orang yang membangun rumah di atas tanahnya dan semua dihabiskan untuk bangunan. Tidak ada lahan tersisa untuk taman dan tanaman. Itulah gambaran sifat egoistik, terutama di perkotaan, “tambah Dede.
Oleh karena itu Dede berharap agar ada upaya yang intens untuk membangun kesadaran kolektif masyarakat agar peduli dengan penghijauan.
“Perlu diingat bahwa fotosintesis merupakan fungsi utama dari tumbuhan hijau, disamping alga dan bakteri. Dalam proses fotosintesis, tanaman membutuhkan air(H20), karbon dioksida(C02), cahaya dan Klorofil (hijau daun), “beber Dede.
Lebih lanjut ia memaparkan, tanaman mengunakan Karbon Dioksida yang diambil dari stomata (mulut daun) pada daun dan Air yang diambil melalui akar. Lalu sinar matahari akan diambil dan dijadikan bentuk energi oleh Klorofil. Klorofil ini terdapat pada organel yang disebut Kloroplas.
Menurut Dede, pada daun terdapat lapisan sel yang disebut Mesofil. Mesofil ini mengandung 500.000 Kloroplas/mm2. Kemudian cahaya atau sinar matahari akan melewati lapisan epidermis transparan, kemudian diteruskan menuju Mesofil (mesofil ini menjadi tempat terjadinya sebagian besar proses Fotosintesis).
“Dengan demikian, ada beberapa hal yang perlu direnungi yakni, penuhi hidup dengan rasa syukur, penuhi kewajiban membayar hutang pada orang-orang yang peduli dengan penghijauan, jangan egois habiskan lahan untuk bangunan semua, serta lakukan penghijauan saat ini juga. Kalaupun lahan sudah habis dan terbangun, gunakan pot tanaman atau ember/kaleng bekas untuk tanaman. Mari kita tumbuh kembangkan kesadaran akan penghijauan dengan tanaman yang mudah tumbuh di sekitar kita, “pungkasnya
Laporan : Ifal Chandra