AMANAHSULTRA.COM : BOMBANA – Berbagai komunitas adat Bombana dan perwakilan Universitas di Sulawesi Tenggara (Sultra), melaksanakan kegiatan Camp edukasi, bertempat di kampung Tua Moronene Hukaea-Laea, Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara (Sultra).
Perlu diketahui, kampung adat Hukaea Laea terdiri dua suku kata yaitu, HUKAEA dan LAEA. Bagi masyarakat Moronene, Hukaea di artikan sebagai (pohon molinjo yang besar), sedangkan Laea artinya adalah (sungai besar).
Juminal selaku bendahara di Pengurus daerah AMAN BOMBANA, sekaligus bendahara kegiatan dan juga anggota SEPAKAT menjelaskan, kegiatan kemping edukasi ini bertujuan untuk mengembalikan kesadaran diri kaum muda agar lebih dekat dengan adat budayanya, atau mencari jati dirinya dan mepertahankan wilayah adatnya.
Kegiatan Camp yang berlangsung selama 5 hari ini, kata Juminal, diikuti berbagai komunitas adat di Bombana seperti Komunitas adat Rumbia, Matausu, Kabaena, Mataoleo, dan Poleang.
Selain itu ada juga perwakilan dari berbagai universitas, seperti mahasiswa Haluoleo, Muhamadiyah, dan Unsultra.
“Ada juga organisasi pendukung masyarakat adat seperti LIFE MOSAIC yang berkontribusi dalam bentuk dana untuk kegiatan camp ini. Untuk Total peserta ada 50 orang, terdiri dari fasilitator enam orang dari life MOSAIC dan Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN), kemudian panitia sepuluh orang dari organisasi daerah yaitu, Seniman Pemuda Kreatif (SEPAKAT),” ungkapnya melalui pesan WhatsApp, Minggu (23/02/2020).
Selain mempelajari Moronene dan Sejarah perjuangan masyarakat adat, peserta dibekali pengetahuan struktur kelembaan adat, fungsi dari masing-masing pemangku adat, hukum dan peradilan yang dilaksanakan dalam wilayah adat dan hal lainnya, yang berhubungan dengan kehidupan masyarakat adat.
Olehnya itu, pria yang akrab disapa Inal itu menambahkan, tradisi dan budaya yang telah diwariskan nenek moyang harus dijaga, sebab pemuda harus sadar dia tidak hidup di zaman ini saja, tapi dia adalah pemuda yang akan membawa sejarah di dalam dirinya untuk generasi berikutnya.
“Maka dari itu anak muda di haruskan bangkit, bersatu, bergerak mengurus wilayah adat,” katanya.
“Ayo kita kembangkan kampung dengan potensi alam yang melimpah. Anak muda di kampung semangatnya luar biasa untuk belajar demi mempertahan identitas mereka sebagai masyarakat adat yang berdaulat secara politik, mandiri secara ekonomi, dan bermartabat secara budaya,” tutup Inal yang juga masyarakat Hukaea Laea ini.
Laporan : Arya
Editor : Aryanifitriana