AMANAHSULTRA.COM : KENDARI – Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) dari Kementerian Sosial (Kemensos) RI tak sepenuhnya terealisasi dengan baik. Sekelumit persoalan dialami para penerima bantuan tersebut.
Seperti yang dialami para penerima BPNT di Kecamatan Wuawua, sejumlah warga yang sebelumnya menerima bantuan tersebut mengeluhkan kondisi saldo mereka yang nol rupiah. Hal tersebut sudah terjadi selama beberapa bulan belakangan ini.
Parahnya lagi, para penerima tersebut kebingungan harus mengadu ke mana. Sebab, Pendamping Kecamatan (Pencam) tak memberikan informasi dan solusi atas perihal tersebut. Begitu pula pihak koordinator pendamping di Kantor Dinas Sosial (Dinsos) Kota Kendari, juga tak memberikan informasi yang jelas.
Alhasil, pendamping kecamatan dan koordinator pendamping justru saling lempar tanggung jawab, sehingga masyarakat penerima dibuat semakin bingung.
Nurjanah, salah satu penerima bantuan tersebut mengaku sudah enam bulan lamanya tak menerima bantuan Sembako itu. Setiap bulan saldonya selalu nol rupiah. Saat ibu lima anak ini menanyakan ke pendamping, dirinya malah disuruh menanyakan langsung ke pihak Dinas Sosial.
Anehnya, ketika wanita berstatus janda ini menyuruh anaknya untuk menanyakan perihal tersebut ke pihak Dinsos Kendari, koordinator pendamping malah meminta agar menanyakan langsung ke pendamping PKH, karena nama ibu bercucu tiga tersebut sudah tak ada di BDT.
“Saya juga ini bingung, karena awalnya saya masih menerima. Tapi, tiba-tiba saja sudah tidak pernah lagi. Bukan hanya saya saja, banyak juga yang seperti itu. Kita tanya ke pendamping, tidak pernah juga dikasih info yang jelas, katanya dia sudah berupaya, tapi saya tetap saja bingung karena tidak ada solusi, “ungkapnya, Senin (21/10/2019).
Seharusnya nenurut dia, pihak-pihak terkait bisa memberikan informasi yang jelas terkait perihal tersebut, bukan malah membuat para penerima makin bingung.
“Kalau memang nama saya sudah dikasih keluar, seharusnya disampaikan seperti itu dan apa penyebabnya sehingga dikasih keluar, bukan malah diam-diam saja dan membuat kita ini berharap, “ucapnya
Sementara itu, Koordinator Pendamping BPNT Kota Kendari, Saidah mengaku, bahwa banyak penerima bantuan Sembako tersebut yang mengalami kondisi saldo nol rupiah.
Khusus untuk penerima atas nama Nurjanah, namanya masih terdaftar dalam BDT. Hanya saja, nama penerima tersebut sudah tidak masuk di data bayar bank untuk KPM BPNT. Solusinya, kata dia, harus dilalukukan pengusulan ulang lagi.
“Memang ada kesalahan data untuk Ibu Nurjanah, seperti NIK dan data yang lainnya. Makanya harus dilakukan perbaikan lagi, baru kita lakukan pengusulan ulang jika diminta oleh pusat. Tapi, untuk saldo yang sudah berbulan-bulan nol rupiah, itu sudah tidak bisa diterima lagi, karena statusnya nanti adalah penerima baru, “jelasnya
Namun ada hal menarik yang ditemukan jurnalis AmanahSultra.com, ternyata ada dugaan permainan dalam pendataan sebelumnya. Sebab, dari data yang diperlihatkan oleh pihak Dinsos nampak sembrawut dan banyak kesalahan, sehingga harus dilalukan perbaikan ulang lagi.
Akan tetapi, selama ini pemerintah kota (Pemkot) Kendari justru tak pernah menyampaikan ke masyarakat, agar melakukan perbaikan data. Artinya, upaya perbaikan data tersebut minim sosialisasi, sehingga warga tak pernah mengetahuinya dan bingung harus mengadu ke mana ketika mendapatkan persoalan di lapangan.
Parahnya lagi, ternyata kesalahan data yang selama ini terjadi bisa berakibat hilangnya sejumlah bantuan sosial seperti PKH dan KIS yang selama ini diterima oleh warga miskin. Hal itu akan terjadi, jika penerima manfaat membiarkan kesalahan data dirinya terus terjadi dan tak melakukan perbaikan.
Di sisi lain, masyarakat tak pernah mendapatkan informasi yang jelas (tak ada sosialisasi) terkait kemungkinan terparah tersebut, jika kesalahan data tak segera diperbaiki.
Laporan : Ifal Chandra