AMANAHSULTRA.COM : JAKARTA – Rembug budaya menjadi salah satu rangkaian kegiatan Haul (peringatan kepergian) 10 tahun Presiden RI ke-4, KH. Abdurrahman Wahid atau Gus Dur.
Acara yang mengusung tema ‘Kebudayaan Melestarikan Kemanusiaan’ ini digelar untuk memperingati satu dekade kepergian Gus Dur.
Istri dari Alm. Gus Dur yakni Sinta Nuriyah Wahid, dalam sambutannya mengungkapkan, sudah 10 tahun Gus Dur meninggal dunia, namun ide dan pemikirannya masih ada bersama dan berkembang di tengah masyarakat.

“Sekalipun sudah 10 tahun, saya yakin ide dan pemikirannya masih ada bersama kita semua. Kemudian apa hubungannya dengan rembuk budaya pagi ini? Memperingati haulnya Gus Dur tapi diadakan rembuk budaya. Apa hubungannya? Karena ada satu hal yang perlu kita catat dari waktu hidup Gus Dur, yaitu kepedulian terhadap kebudayaan, “ungkapnya
Selain itu kata Sinta, sang suami Gus Dur merupakan sosok yang memiliki kepedulian penuh terhadap kebudayaan dan juga kemanusiaan.
Bagi Gus Dur, menurut Sinta, kebudayaan dapat menegakkan dan membela harkat kemanusiaan.
“Sikap ini terlihat pada pandangan Gus Dur bahwa kebudayaan adalah aspek penting kemanusiaan, karena kebudayaan bukan semata-mata hanya cipta dan kreasi manusia saja, tetapi merupakan laku hidup untuk menegakkan dan membela harkat kemanusiaan, “jelas Sinta.
Acara yang dihelat di Masjid Jami Al-Munawaroh, Jl. A. Munawaroh, Ciganjur, Jakarta Selatan, Sabtu (28/12/2019) ini, dihadiri sejumlah tokoh, antara lain Kapolda Metro Jaya Komjen Pol Gatot Eddy Pramono, Mantan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, Sarasdewi Dharmantra, Politikus PKS Mardani Ali Sera dan sejumlah artis baik dari kalangan muslim maupun non muslim.
Laporan : Fandi
Editor : Ifal Chandra